Saturday, November 24, 2012

softskill - Ilmu Sosial Dasar (I)




Nama: Mutiara Anggrayni
Kelas: 2SA01
NPM: 15611050
Mata Kuliah: Ilmu Sosial Dasar
Tugas: I. Manusia sebagai makhluk sosial dan budaya

Bab I
Pendahuluan

Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui manusia dikenal sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia terdiri dari jiwa & raga. Sebagai individu, manusia diberi akal, pikiran, dan perasaan sehingga mampu beridiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya.
Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial adalah dimana manusia tidak dapat hanya hidup dengan dirinya sendiri tapi juga membutuhkan kehadiran orang lain, interaksi, dan bantuan dari manusia lain juga.
Selain dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia juga dikenal sebagai makhluk berbudaya. Maksudnya adalah manusia senantiasa menggunakan akalnya untuk menghasilkan ide-ide dan gagasan yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu.

Tujuan Penulisan
1.     Sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill).
2.    Agar dapat mengetahui secara detail adanya perbedaan antara manusia sebagai makhluk sosial & manusia sebagai makhluk budaya.

 Manfaat Penulisan
1.     Mampu menganilis perbedaan yang terjadi antara manusia sebagai makhluk sosial dengan manusia sebagai makhluk budaya.

Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan manusia, sosial, dan budaya?
Apa perbedaan antara manusia sebagai makhluk sosial dengan manusia sebagai makhluk budaya?


Bab II
Pembahasan

Pengertian manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organisme). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim   dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
Definisi sosial menurut beberapa ahli:
LEWIS
Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya.
KEITH JACOBS
Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas.
RUTH AYLETT
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi.
PAUL ERNEST
Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
PHILIP WEXLER
Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.

ENDA M. C
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
LENA DOMINELLI
Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
PETER HERMAN
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
ENGIN FAHRI. I
Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.

Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk sosial, yang dimana setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Poteni manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
  

Namun, manusia sebagai makhluk sosial, terkadang dalam memandang
hubungannya dengan manusia lain serasa dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan
secara fisik. Masyarakat berperilaku berdasarkan dengan pola pikir yang telah
dikondisikan secara sosialkultural bahwa memiliki kelebihan dari orang lain
adalah wajar. Hal tersebut karena manusia dilahirkan dengan membawa gen
bawaannya masing-masing. Apabila dari perbedaan ini sampai memunculkan
prasangka,  maka  dapat mengakibatkan fungsi bermasyarakat kita menjadi
terganggu. Perasaan dan prasangka akan kelebihan serta perbedaan tersebut
kemudian mengendap dan berpotensi melahirkan rasisme.
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan
bahwa perbedaan biologis yang melekat pada  ras manusia menentukan
pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan
memiliki hak untuk mengatur yang lainnya (Wikipedia).

Manusia sebagai makhluk budaya
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi budaya dalam pandangan Ahli-ahli antropologi merumuskan definsi budaya sebagai berikut:
1.      Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
2.      Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
Manusia sebagai makhluk budaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah/Pemimpin.
Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki.
Untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya).


Bab III
Penutup

KESIMPULAN
Sebagai manusia kita harus dapat berbagi peran antara sebagai individu, sosial, maupun budaya.
Manusia sebagai makhluk sosial dengan manusia sebagai makhluk individu menurut saya berbeda karena berdasarkan uraian diatas,
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia membutuhkan orang lain sebagai interaksi, saling berbagi, saling membantu.
Sedangkan manusia sebagai makhluk budaya adalah manusia sebagai individu yang menggunakan akalnya untuk menciptakan kreatifitas, menjaga, dan merawat kebudayaan yang sudah ada maupun yang baru saja ada.


Daftar pustaka
http://3nurdianto.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
http://222.124.222.229/bitstream/handle/123456789/957/BAB%20I.pdf?sequence=2
http://evarahayue.blogspot.com/2012/10/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html
http://maggugun.blogspot.com/2012/04/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html




No comments:

Post a Comment