Tuesday, November 19, 2013

Tugas Jurnalistik - OPINI

Nama: Mutiara Anggrayni
Kelas: 3SA01
NPM: 15611050


Opini Terhadap Kpop Wave


Seperti kita ketahui sekarang kpop wave telah merajalela bisa dibilang ke seluruh dunia. Saya disini akan memberikan opini saya terhadap hal tersebut.
Menurut saya, hal ini bukan sesuatu hal yang merugikan. Disamping saya juga seseorang yang menyukai kpop. Saya menjadikan hal yang saya sebut hobi ini sebagai motivasi. Dimana saya memlihat kerja keras para artis untuk bisa berhasil seperti sekarang ini, tidak cukup waktu setahun untuk mewujudkannya. Disitulah saya belajar untuk tidak menyerah dan selalu yakin akan apa yang saya impikan.

Namun selain sisi positif, saya juga akan memberikan sisi negatif dari kpop. Banyak terdapat rumor tentang plastic surgery yang dilakukan para idol. Walaupun saya termasuk fan tapi saya membenarkan hal tersebut. Meskipun tidak semua para idoltersebut melakukan operasi plastik. Itu yang saya kurang suka dari kpop wave. Namun menurut saya hal tersebut karena tuntutan pekerjaan dan menurut saya itu hak setiap individu untuk melakukan apapun terhadap dirinya masing-masing.

Tugas Jurnalistik - INVESTIGASI

Nama: Mutiara Anggrayni
Kelas: 3SA01
NPM: 15611050

Pengaruh Gadget Terhadap Anak
Sebagai tugas investigasi jurnalistik, saya akan membahas tentang pengaruh gadget terhadap anak. Jaman sekarang ini adalah jaman globalisasi dan teknologi semakin canggih. Saya sudah sering melihat banyak anak-anak yang menurut saya belum pantas untuk menggunakan gadget canggih tapi mereka menggunakan gadget tersebut.
Seperti diketahui segala sesuatu memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif. Untuk mengetahui hal tersebut saya segera mencari tahu bagaimana pandangan orangtua serta anak terhadap hal ini.
Saya mengajukan beberapa pertanyaan dan ini jawaban orangtua.
1.           Q: Mengapa ibu memperbolehkan anak ibu menggunakan gadget?
A: Karena saya ingin anak saya tidak ketinggalan jaman dan lebih update
2.           Q: Apa ada pertimbangan lain sebelum ibu memperbolehkan anak-anak ibu menggunakan gadget?
A: Tentu saja ada, tapi saya percaya bahwa anak-anak saya tidak akan menyalah-gunakan apa yang sudah saya berikan.
3.           Q: Pernahkan ibu menemukan hal-hal aneh setelah anak-anak ibu memegang gadget?
A: Untungnya belum pernah dan jangan sampai.
Kemudian saya juga mengajukan pertanyaan kepada anak dari ibu tersebut.
1.           Q: Seberapa penting gadget untuk adek?
A: Lumayan penting buat perkembangan zaman soalnya tahun tahun depan pasti udah makin canggih
2.           Q: Biasanya adek ngapain aja dengan gadgetnya?
A: Biasanya main fb, game, youtube, komunikasi
3.           Q: Kalo misalnya adek ga dibolehin pake gadget kira-kira apa yang bakal adek lakukan?
A: Kalo ga dibolehin ya jalanin aja toh gak rugi
4.           Q: Apa dampak positif dan negatif dari gadget untuk adek?
A: Positifnya ya nambah wawasan, pengetahuan Negatifnya kadang suka bikin lupa waktu, main terus, lupa belajar
Selain mengajukan pertanyaan saya juga memperhatikan perilaku anak tersebut dengan gadget-nya. Teknologi tidak sepenuhnya baik dan tidak sepenuhnya buruk. Ketika sang anak mendapat tugas dari sekolah yang berhubungan denganinternet, gadget jelas sangat membantu. Tapi jika tidak dengan pengawasan orangtua, dikhawatirkan anak akan menyalahgunakan ijin yang diberikan orangtua dengan bermain terus-terusan dengan gadget-nya dan melupakan belajar.


Tugas Jurnalistik - FEATURE

Nama: Mutiara Anggrayni
Kelas: 3SA01
NPM: 15611050


PERJALANAN MELELAHKAN, PENGALAMAN MENYENANGKAN

Tak perlu pergi jauh ke luar negri untuk sekedar refreshing. Dufan-pun menjadi tujuan saya dan teman-teman untuk  “menyegarkan pikiran”. Saya membawa 2 tas. Yang 1 khusus kamera dan yang satunya khusus cemilan. Dari rumah, saya naik bis metromini 75 dengan jurusan blok m-pasar minggu. Kemudian saya turun di Pejaten & menunggu beberapa teman saya di Halte Transjakarta Pejaten. Kami naik transjakarta dan bertemu dengan teman-teman lainnya di Halte Transjakarta Ragunan. Sampai di Ragunan, kami segera menaiki trasnjakarta yang saat itu kebetulan masih kosong. Akhirnya, perjalanan-pun dimulai. Kami harus transit sekali saat di halte Harmoni. Awal perjalanan yang cukup melelahkan karena saya saat itu belum terbiasa melakukan perjalanan menggunakan kendaraan umum. Akhirnya, ketika sampai di Taman Impian Jaya Ancol, layaknya anak SD yang diberi hadiah orangtuanya, mata saya berbinar-binar. Ingin rasanya loncat-loncat kegirangan. Tapi mengingat usia yang tidak lagi sepadan dengan anak SD, saya mengurungkan niat.
Kami menyusuri jalan menuju pembelian tiket masuk Ancol. Setelah membeli tiket, rasanya seolah beban-beban tugas sekolah saat itu hilang sementara. Kemudian saya dan teman-teman berjalan menuju Dufan. Jaraknya tidak begitu jauh dari tempat pembelian tiket. Namun, untuk saya yang termasuk kategori seorang “pemalas” jarak itu menjadi jarak yang cukup jauh. Sesampainya di kawasan Ancol, 2 orang teman saya yaitu Dea dan Anya membeli tiket untuk kami. Sebelum mereka pergi, ada seorang laki-laki seperti keturunan Cina dan dia menawarkan seperti beberapa lembar kupon kepada kami. Ternyata itu adalah kupon diskon untuk pembelian tiket masuk Dufan. Kami semua kegirangan. Walaupun hanya bisa memakai 2 kupon saja, tapi kami tetap senang. Setelah membeli tiket, kami mengantri masuk ke Dufan. Sesampainya di dalam....waaaah saat itu rasanya beban-beban pikiran tentang sekolah, semua hilang sementara.
Kami mulai dengan naik Ombang-Ombang. Dimana disitu saya bersama Atika, teriak histeris akibat gelombang yang dihasilkan dari permainan tersebut. Baru awal permainan tapi kondisi badan saya sudah mulai kurang baik. Tapi tetap semangat! Dilanjutkan dengan naik ontang-anting. Awalnya saya ragu. Karena saya takut ketinggian. Tapi karena dipaksa teman-teman akhirnya saya naik permainan itu. Awalnnya permainan berjalan datar, lama-kelamaan temponya berubah menjadi cepat dan berayun. Selanjutnya semakin cepat dan rasanya saya hampir terkena serangan jantung.
Puas bermain ontang-anting, kami hendak melanjutkan permainan. Namun, karena hari sudah menunjukkan pukul 1 siang, kami memutuskan untuk mengisi perut. Walaupun saya membawa beberapa cemilan, namun sangat disarankan untuk mengisi perut dengan nasi. Disana terdapat beberapa resto seperti: McDonald’s, Simpang Raya, CFC.

Setelah makan siang, kami melanjutkan permainan. Dimulai dengan perang bintang. Masuk ke sebuah tempat dimana akan ada seperti sebuah kapal kecil, didalamnya terdapat seperti senjata. Kita diharuskan menembaki lawan selama perjalanan. Lumayan menyenangkan, seperti kembali ke masa kecil, bermain tembak-tembakan bersama teman-teman.
Setelah selesai, kami lanjut bermain halilintar. Namun, karena saya dan Tari dalam kondisi kurang bagus, sebenarnya saya sendiri takut untuk naik, maka kami hanya menunggu teman-teman yang lainnya dibawah. Dari halilintar kami ke wahana arung jeram. Satu hal yang saya harapkan dari wahana ini. Jangan sampai baju saya basah kuyup.
Sesudah berbasah-basahan dengan arung jeram, kami menuju istana boneka. Sedikit ketenangan namun masih dengan kericuhan teman-teman saya. Keluar dari istana boneka beberapa teman saya ingin naik tornado. Sedangkan saya dan sebagian teman saya yang “tidak bernyali” hanya menunggu mereka dibawah sambil menertawai mereka yang saat diatas terlihat ketakutan.
Selesai bermain tornado, Made, temana saya yang berdarah Bali, ketagihan dan ingin bermain tornado sekali lagi. Alhasil dia mengajak teman saya yang lain untuk naik lagi. Puas dengan tornado, kami berjalan ke wahana kora-kora. Saat melihat wahana-nya saya sedikit excited untuk segera menaikinya. Ternyata...saat permainan dimulai, nyawa saya rasanya tertinggal di udara.
Menegangkan dan membuat mual. Itulah yang saya rasakan. Namun seru dan mengasyikan. Setelah dari kora-kora, beberapa teman mengajak untuk naik bianglala. Namun akibat efek yang ditimbulkan kora-kora dan kebetulan saya takut ketinggian, saya tidak ikut mereka yang naik bianglala dan memutuskan untuk menunggu dibawah sambil beristirahat bersama teman yang lain.
Teman-teman yang naik bianglala sudah turun, haripun mulai gelap. Kami memutuskan mengakhiri kegiatan dengan permainan terakhir yaitu komidi putar. Kembali ke masa kecil. Hanya sekedar duduk di sebuah kuda-kudaan. Namun, rasa lelah setelah seharian bermain seakan hilang.
Selesai naik komidi putar, kami menonton acara musik live. Reggae. Setelah selesai nonton, kami bersiap-siap untuk pulang. Hari semakin gelap. Kami bergegas ke halte transjakarta. Kemudian kami segera naik transjakarta, transit sekali kemudian kami semua berpisah di halte dukuh atas.