Nama: Mutiara Anggrayni
Kelas: 3SA01
NPM: 15611050
PERJALANAN
MELELAHKAN, PENGALAMAN MENYENANGKAN
Tak perlu pergi jauh ke luar negri
untuk sekedar refreshing. Dufan-pun menjadi tujuan saya dan teman-teman
untuk “menyegarkan pikiran”. Saya
membawa 2 tas. Yang 1 khusus kamera dan yang satunya khusus cemilan. Dari
rumah, saya naik bis metromini 75 dengan jurusan blok m-pasar minggu. Kemudian
saya turun di Pejaten & menunggu beberapa teman saya di Halte Transjakarta
Pejaten. Kami naik transjakarta dan bertemu dengan teman-teman lainnya di Halte
Transjakarta Ragunan. Sampai di Ragunan, kami segera menaiki trasnjakarta yang
saat itu kebetulan masih kosong. Akhirnya, perjalanan-pun dimulai. Kami harus
transit sekali saat di halte Harmoni. Awal perjalanan yang cukup melelahkan
karena saya saat itu belum terbiasa melakukan perjalanan menggunakan kendaraan
umum. Akhirnya, ketika sampai di Taman Impian Jaya Ancol, layaknya anak SD yang
diberi hadiah orangtuanya, mata saya berbinar-binar. Ingin rasanya
loncat-loncat kegirangan. Tapi mengingat usia yang tidak lagi sepadan dengan
anak SD, saya mengurungkan niat.
Kami menyusuri jalan menuju pembelian
tiket masuk Ancol. Setelah membeli tiket, rasanya seolah beban-beban tugas
sekolah saat itu hilang sementara. Kemudian saya dan teman-teman berjalan
menuju Dufan. Jaraknya tidak begitu jauh dari tempat pembelian tiket. Namun,
untuk saya yang termasuk kategori seorang “pemalas” jarak itu menjadi jarak
yang cukup jauh. Sesampainya di kawasan Ancol, 2 orang teman saya yaitu Dea dan
Anya membeli tiket untuk kami. Sebelum mereka pergi, ada seorang laki-laki
seperti keturunan Cina dan dia menawarkan seperti beberapa lembar kupon kepada
kami. Ternyata itu adalah kupon diskon untuk pembelian tiket masuk Dufan. Kami
semua kegirangan. Walaupun hanya bisa memakai 2 kupon saja, tapi kami tetap
senang. Setelah membeli tiket, kami mengantri masuk ke Dufan. Sesampainya di
dalam....waaaah saat itu rasanya beban-beban pikiran tentang sekolah, semua
hilang sementara.
Kami mulai dengan naik Ombang-Ombang.
Dimana disitu saya bersama Atika, teriak histeris akibat gelombang yang
dihasilkan dari permainan tersebut. Baru awal permainan tapi kondisi badan saya
sudah mulai kurang baik. Tapi tetap semangat! Dilanjutkan dengan naik
ontang-anting. Awalnya saya ragu. Karena saya takut ketinggian. Tapi karena
dipaksa teman-teman akhirnya saya naik permainan itu. Awalnnya permainan
berjalan datar, lama-kelamaan temponya berubah menjadi cepat dan berayun.
Selanjutnya semakin cepat dan rasanya saya hampir terkena serangan jantung.
Puas bermain ontang-anting, kami
hendak melanjutkan permainan. Namun, karena hari sudah menunjukkan pukul 1
siang, kami memutuskan untuk mengisi perut. Walaupun saya membawa beberapa
cemilan, namun sangat disarankan untuk mengisi perut dengan nasi. Disana
terdapat beberapa resto seperti: McDonald’s, Simpang Raya, CFC.
Setelah makan siang, kami melanjutkan
permainan. Dimulai dengan perang bintang. Masuk ke sebuah tempat dimana akan
ada seperti sebuah kapal kecil, didalamnya terdapat seperti senjata. Kita
diharuskan menembaki lawan selama perjalanan. Lumayan menyenangkan, seperti kembali
ke masa kecil, bermain tembak-tembakan bersama teman-teman.
Setelah selesai, kami lanjut bermain
halilintar. Namun, karena saya dan Tari dalam kondisi kurang bagus, sebenarnya
saya sendiri takut untuk naik, maka kami hanya menunggu teman-teman yang lainnya
dibawah. Dari halilintar kami ke wahana arung jeram. Satu hal yang saya
harapkan dari wahana ini. Jangan sampai baju saya basah kuyup.
Sesudah berbasah-basahan dengan arung
jeram, kami menuju istana boneka. Sedikit ketenangan namun masih dengan kericuhan
teman-teman saya. Keluar dari istana boneka beberapa teman saya ingin naik
tornado. Sedangkan saya dan sebagian teman saya yang “tidak bernyali” hanya
menunggu mereka dibawah sambil menertawai mereka yang saat diatas terlihat
ketakutan.
Selesai bermain tornado, Made, temana
saya yang berdarah Bali, ketagihan dan ingin bermain tornado sekali lagi.
Alhasil dia mengajak teman saya yang lain untuk naik lagi. Puas dengan tornado,
kami berjalan ke wahana kora-kora. Saat melihat wahana-nya saya sedikit excited
untuk segera menaikinya. Ternyata...saat permainan dimulai, nyawa saya rasanya
tertinggal di udara.
Menegangkan dan membuat mual. Itulah
yang saya rasakan. Namun seru dan mengasyikan. Setelah dari kora-kora, beberapa
teman mengajak untuk naik bianglala. Namun akibat efek yang ditimbulkan
kora-kora dan kebetulan saya takut ketinggian, saya tidak ikut mereka yang naik
bianglala dan memutuskan untuk menunggu dibawah sambil beristirahat bersama
teman yang lain.
Teman-teman yang naik bianglala sudah
turun, haripun mulai gelap. Kami memutuskan mengakhiri kegiatan dengan
permainan terakhir yaitu komidi putar. Kembali ke masa kecil. Hanya sekedar
duduk di sebuah kuda-kudaan. Namun, rasa lelah setelah seharian bermain seakan
hilang.
Selesai naik komidi putar, kami menonton
acara musik live. Reggae. Setelah selesai nonton, kami bersiap-siap untuk
pulang. Hari semakin gelap. Kami bergegas ke halte transjakarta. Kemudian kami
segera naik transjakarta, transit sekali kemudian kami semua berpisah di halte
dukuh atas.